Selasa, 26 April 2011

SURAT BUAT TUHAN (Obrolan di Warung Kopi)

Ada Seorang anak kecil bernama Jupri, ia sangat suka sekali menggambar, ia menggambar apa saja yg dilihatnya, montor, mobil, pesawat, tank dsb.
suatu ketika Jupri kehabisan pensil dan kertas gambar, ia meminta ibunya (penjual jamu gendong) untuk membelikan pensil dan kertas, namun ibunya tidak mau kasih karena harganya sangat mahal Rp 5000 mending uangnya buat kebutuhan sehari-hari, Jupri pun merajuk ke ayahnya yang kelelahan, habis menarik becak
"gak usah beli..! sana pakai arang, corat-coretnya ditembok aja"
"gak mau ah.. Entar aku dimarahi tante RT"
Jupri putus asa karena semua pada acuh, kepada siapa lagi harus mengadu.
Ia teringat pesan Ustad ketika memberi ceramah pada ibu2 kompleks
"bila kita sedang kesusahan hendaklah kita memohon dan meminta kepada Tuhan"
Jupri sepertinya mendapat ide cemerlang, ia mengambil kertas bekas dan sepotong arang, ia menulis surat pada Tuhan kemudian ditaruhlah surat itu ke dalam amplop kertas bekas, ditulisi alamat:
Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sepanjang perjalanan Jupri selalu bertanya kepada setiap orang yang dijumpainya, ia bertanya "kamu tahu Rumah Tuhan dimana?" Jupri hampir putus asa,
Suatu ketika ia ketemu polisi lalu lintas yg sedang bertugas, polisi itu selalu membantu pengguna jalan, dan selalu menyebrangkan anak 2 pergi ke sekolah, Jupri membatin "wah ini ya pasti tahu rumah Tuhan ada dimana?"
dengan wajah yang innoncent & lugu Jupri bertanya?
"Pak polisi tahu rumah Tuhan ada dimana?" polisi itu menggeleng2kan kepala.
"kalau gitu aku, nitip ini ya pak, siapa tahu nanti ketemu sama Tuhan"
polisi heran, kemudian timbul keinginan tuk membuka & membaca isi surat itu,
"Tuhan berilah hambamu yang miskin ini rezeki, aku hanya minta uang Rp 5000 aja buat beli pensil sama kertas"
Pak polisi ketawa, dan terharu melihat kepolosan bocah itu, dia merogoh saku, mengabil uang kembalian dari warung ngopi tadi pagi, namun yang tersisa hanya tinggal Rp 3000 saja, namun demi si bocah agar tidak kecewa, polisi lalu memasukan uang itu ke amplop, dan diberikan kepada Jupri, betapa girangnya hati Jupri menerima surat balasan dari Tuhan, kemudian dibukanya pelan2, namun Jupri sedikit agak kecewa karna yg dimintanya kurang Rp 2000, kemudian ia tulis surat balasan kepada Tuhan, dan diberikan lagi kepada Polisi lalulintas,
"pak mau nitip surat lagi buat Tuhan"
Polisi semakin penasaran sama isi surat bocah itu, apa lagi yang akan diminta sama Tuhan. Alangkah terkejutnya pak polisi, ketika ia membaca surat itu
"Tuhan lain kali kalau nitip uang jangan sama pak polisi lagi..Ya..!"

(obrolan di Warung Kopi Independent Sekarjalak, 2009)

*cerita ini disadur dari mana entah asalnya... yang jelas dari obrolan Senja di Warung Kopi.
· · Bagikan · Hapus

  • Izzudin Irsam Mujib menyukai ini.
    • Abimusa Ashar Rumah Nya dimana?
      Dialah Maha dari segala Maha
      yg bertahta dísinggasa Arsy
      31 Juli 2009 jam 17:56 ·
    • Izzudin Irsam Mujib Cerita pendek yang mirip dengan cerita ini pernah ditulis Gregorio López y Fuentes. Silakan buka

      http://www.efc.dcccd.edu/ER/LAC/HSpTrUnaCartaaDios.html
      13 September 2009 jam 20:13 ·
    • Lanang Muria Haha.. Cerita lucu Poll
      27 September 2009 jam 4:48 ·
    • Aloeth Pathi Hehe bner mrip mas Izzudin.. kmrin bca breng di warkop meski gatul2 trjmahke ne.. hehe mklm bsane yes no-yes no... Thanks bwget mas tlah ksih info cerita/obrolan di wrung kopi
      28 September 2009 jam 19:13 ·
    • Izzudin Irsam Mujib Sami sami, Luth....
      Sawangsule.
      Thanks for tagging me.
      28 September 2009 jam 20:24 ·

Tidak ada komentar:

Posting Komentar